Mengenang Jawa Tengahku

Believe it or not, Jawa Tengah serasa sudah menjadi bagian dari diriku. Di provinsi itu, hanya ada satu kota yang sama sekali belum pernah aku datangi. Jepara.

Walaupun saat ini aku sudah berdomisili di Lampung, tanah kelahiranku, tapi ingatanku akan keunikan Jawa Tengah dan jalur-jalur touringnya yang menantang masih tetap lekat. Betapa tidak, aku tinggal di Yogyakarta sekitar 8 tahun. Sehingga sudah banyak tempat yang aku singgahi dalam setiap perjalananku ke utara, timur, dan barat. Dari karakteristik jalur pantura yang lurus, ramai, dan melenakan, hingga jalur selatan yang berliku, indah, dan menantang. Memacu adrenalin di antara truk raksasa dan bus antar kota.

Rata-rata, kota yang pernah aku datangi itu adalah kota persinggahan ketika hendak menuju ke kota tujuan utama. Semisal, ketika hendak ke Rembang, maka aku harus singgah ke Blora. Jika hendak ke Blitar  (Jawa Timur), maka harus singgah ke Wonogiri. Nah… kebetulan Jepara itu letaknya nyempil di kaki gunung Muria sebelah barat. Dari Semarang menuju Pati sudah ada jalannya sendiri. Jadi otomatis aku tidak pernah singgah ke kota itu.

Mbahku sudah meninggal sekitar Februari 2012 yang lalu. Beliau adalah destinasi utama keluargaku apabila melakukan perjalanan ke Jawa Tengah. Jadi, tanpa alasan yang pas, sepertinya tipis kemungkinan bagiku untuk mengunjungi Jawa Tengah. Tapi, tetap aku patrikan di dalah hatiku, tali silaturahim tetap tidak boleh putus dengan saudara dan teman-teman ayahku. Mereka yang tinggal di Semarang, Purwokerto, Pekalongan, Rembang, Blora, Yogyakarta, dan Grobogan.

Harapanku, kapan ke Jawa Tengah lagi?

2 Comments

Tinggalkan Balasan ke jenderal Batalkan balasan